Keselamatan kebakaran adalah aspek penting dari bangunan gedung atau bangunan apapun, dan memahami berbagai jenis kebakaran dan klasifikasinya sangat penting untuk memastikan keselamatan orang dan properti.
National Fire Protection Association (NFPA) telah mengatur standar persyaratan klasifikasi kebakaran, yang diakui dan dipatuhi secara global pada industri. Namun, bagi pemula, jargon dan teknis klasifikasi api bisa sangat membingungkan.

Itulah yang menjadi alasan kami menyusun panduan pemula ini untuk standar NFPA, untuk membantu Anda memahami beragam jenis kebakaran, klasifikasinya, dan bahan pemadam yang cocok untuk digunakan.
Apakah Anda seorang pemilik rumah, pemilik bisnis, atau hanya seseorang yang ingin mendapat informasi lebih baik tentang fire safety, panduan ini akan membekali Anda dengan pengetahuan untuk membuat keputusan yang tepat dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi kebakaran. Jadi, mari selami dan demistifikasi klasifikasi api bersama!
Pentingnya Klasifikasi Kebakaran
Kebakaran dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan listrik, kecelakaan memasak, bencana alam, dan bahkan pembakaran. Apa pun penyebabnya, kebakaran bisa menyebar dengan cepat dan menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap harta benda dan nyawa manusia.
Itulah mengapa penting untuk memahami bagaimana api berperilaku dan bagaimana mengendalikannya secara efektif.
Klasifikasi api adalah sistem yang digunakan untuk mengkategorikan api berdasarkan sumber asal bahan bakarnya, yang membantu menentukan bahan pemadam yang betul-betul tepat untuk digunakan.
Tanpa klasifikasi api yang tepat, ada risiko penggunaan jenis alat pemadam yang salah, yang dapat menyebabkan api menyebar atau bahkan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut.
Misalnya, menggunakan air untuk memadamkan api listrik dapat menyebabkan sengatan listrik, sedangkan menggunakan pemadam kimia kering pada api minyak goreng dapat memperburuk api.
Mengetahui klasifikasi api yang benar dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerusakan properti.
Klasifikasi kebakaran juga penting untuk pencegahan kebakaran. Dengan memahami potensi bahaya kebakaran pada gedung atau bangunan, tindakan dapat diambil untuk menghilangkan atau mengurangi risiko terjadinya kebakaran.
Misalnya, bisnis yang berurusan dengan cairan atau gas yang mudah terbakar harus memiliki prosedur penyimpanan dan penanganan yang tepat untuk meminimalkan risiko kebakaran.
Pengguna rumah juga dapat mengambil langkah-langkah, seperti memasang detektor asap dan menjauhkan bahan yang mudah terbakar dari sumber panas, untuk mencegah timbulnya kebakaran api.
Standar NFPA dan Klasifikasi Kebakaran
National Fire Protection Association (NFPA) adalah organisasi nirlaba yang mengembangkan dan menerbitkan kode dan standar terkait keselamatan kebakaran. Standar ini diakui secara luas dan diikuti di industri dan dirancang untuk menegaskan bahwa bangunan aman dari bahaya kebakaran.
NFPA sudah menetapkan standar untuk klasifikasi kebakaran, yang diaplikasikan oleh departemen pemadam, pemilik gedung, dan individu untuk mengidentifikasi jenis api dan bahan pemadam yang sesuai untuk digunakan.
NFPA mengklasifikasikan kebakaran menjadi lima kategori: Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D, dan Kelas K. Setiap kelas mewakili jenis sumber bahan bakar yang berbeda, dan mengetahui kelas api sangat penting dalam memilih bahan pemadam yang tepat.
Kebakaran Kelas A – Bahan Mudah Terbakar
Kebakaran Kelas A adalah kebakaran yang melibatkan bahan-bahan biasa yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, kain, dan plastik. Kebakaran ini merupakan jenis kebakaran yang paling umum dan dapat terjadi di rumah, kantor, dan bangunan umum.
Kebakaran Kelas A biasanya dipadamkan dengan air atau busa.
Air adalah bahan pemadam yang sering diaplikasikan untuk kebakaran Kelas A karena mendinginkan bahan yang terbakar di bawah titik penyalaannya dan juga menghilangkan panas melalui penguapan.
Busa adalah bahan pemadam efektif lainnya yang menciptakan penghalang antara bahan bakar dan oksigen, mencegah penyebaran api. Busa sering digunakan di area di mana kerusakan akibat air menjadi perhatian, seperti museum, perpustakaan, dan pusat data.
Kebakaran Kelas B – Cairan dan Gas yang Mudah Terbakar
Kebakaran Kelas B adalah kebakaran yang melibatkan cairan dan gas yang mudah terbakar seperti bensin, solar, propana, dan gas alam.
Kebakaran ini dapat terjadi di lingkungan industri, laboratorium, dan rumah tempat menyimpan cairan yang mudah terbakar. Kebakaran Kelas B biasanya dipadamkan dengan bahan kimia kering, karbon dioksida, atau busa.
Bahan kimia kering bekerja dengan mengganggu reaksi kimia api, sedangkan karbon dioksida menggantikan oksigen yang dibutuhkan agar api dapat terus menyala.
Busa juga efektif untuk kebakaran Kelas B karena menciptakan penghalang antara bahan bakar dan oksigen, mencegah penyebaran api.
Kebakaran Kelas C – Kebakaran Listrik
Kebakaran Kelas C adalah kebakaran yang melibatkan peralatan listrik seperti perlengkapan, kabel, dan pemutus sirkuit. Kebakaran ini dapat terjadi di rumah dan kantor dan seringkali diakibatkan oleh kabel yang rusak atau sirkuit yang kelebihan beban.
Kebakaran Kelas C biasanya dipadamkan dengan bahan kimia kering atau karbon dioksida, karena air dapat menghantarkan listrik dan menimbulkan sengatan listrik.
Bahan kimia kering bekerja dengan mengganggu reaksi kimia api, sedangkan karbon dioksida menggantikan oksigen yang dibutuhkan agar api dapat terus menyala.
Penting untuk diperhatikan bahwa sebelum mencoba memadamkan api Kelas C, sumber listrik ke peralatan listrik harus dimatikan untuk mencegah sengatan listrik.
Kebakaran Kelas D – Logam Mudah Terbakar
Kebakaran Kelas D adalah kebakaran yang melibatkan logam yang mudah terbakar seperti magnesium, titanium, dan potasium. Kebakaran ini dapat terjadi di lingkungan industri di mana logam ini digunakan dalam proses manufaktur.
Kebakaran Kelas D biasanya dipadamkan dengan agen bubuk kering yang dirancang khusus untuk jenis logam yang terlibat.
Media bubuk kering bekerja dengan memadamkan api dan mencegah logam bereaksi dengan oksigen. Sangat penting untuk menggunakan jenis media bubuk kering yang tepat untuk logam tertentu yang terlibat dalam api, karena menggunakan jenis agen pemadam yang salah dapat menyebabkan api menyebar.
Kebakaran Kelas K – Kebakaran Dapur
Kebakaran Kelas K adalah kebakaran yang melibatkan minyak goreng dan lemak, yang biasa ditemukan di dapur komersial.
Kebakaran ini dapat terjadi saat minyak goreng dan lemak dipanaskan hingga titik nyalanya dan dapat dengan cepat menyebar ke area lain di dapur. Kebakaran Kelas K biasanya dipadamkan dengan bahan kimia basah.
Agen kimia basah bekerja dengan mendinginkan bahan yang terbakar dan menciptakan penghalang antara bahan bakar dan oksigen. Bahan kimia basah secara khusus dirancang untuk digunakan pada minyak goreng dan lemak dan efektif dalam mencegah penyalaan kembali.
Memahami Peringkat Pemadam Api
Selain memahami klasifikasi api, penting juga untuk memahami peringkat alat pemadam api. Alat pemadam api dinilai berdasarkan jenis api yang dirancang untuk dipadamkan dan keefektifannya dalam memadamkan api.
Alat pemadam api diklasifikasikan berdasarkan peringkatnya, yang merupakan kombinasi huruf dan angka. Huruf mewakili kelas api, sedangkan angka menunjukkan keefektifan alat pemadam.
Misalnya, alat pemadam api 2A:10B:C dirancang untuk memadamkan api Kelas A yang 2,5 kali lebih besar dari api Kelas A yang dapat ditangani oleh alat pemadam 1A:10B:C.
Sangat penting untuk memilih jenis alat pemadam api yang tepat untuk bahaya tertentu yang ada. Menggunakan jenis pemadam yang salah dapat menyebabkan api menyebar atau bahkan menciptakan situasi yang lebih berbahaya.
Kesimpulan – Pentingnya Memahami Klasifikasi Kebakaran dan Standar NFPA
Kesimpulannya, memahami klasifikasi kebakaran dan standar NFPA sangat penting dalam memastikan keselamatan manusia dan harta benda dari bahaya kebakaran.
Dengan mengetahui berbagai jenis kebakaran dan klasifikasinya, tindakan yang tepat dapat diambil untuk mencegah kebakaran dimulai atau menyebar.
Jika terjadi kebakaran, mengetahui klasifikasi api yang tepat dan bahan pemadam yang tepat untuk digunakan dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerusakan harta benda.
Dengan mengikuti standar dan pedoman NFPA, gedung dan bangunan dapat dilengkapi dengan tindakan keselamatan kebakaran yang diperlukan untuk mencegah dan menangani kebakaran secara efektif.